Syukur



Syukur

Sulit bagi saya untuk melupakan momen 25 Agustus lalu, saat saya "memaksakan diri" untuk berani duduk didepan mereka, bercerita masa lalu. Hal yang amat sulit saya lakukan. Namun, setelah berhari-hari, berminggu-minggu saya meyakinkan diri saya sendiri, hingga akhirnya keputusan untuk 'berbagi' dengan mereka sudah bulat. Saya melakukannya!

Abi saya pernah berkata, apa yg kita lihat, apa yg kita dengar, dan apa yg kita rasakan adalah pendidikan.
Malam itu, saya belajar dari teman-teman saya, pun demikian sebaliknya.

Saya yakin, teramat yakin.. Efek dari "pengungkapan" saya malam itu akan berakibat berkelanjutan. Iya berkelanjutan.. Beruntut, terus begitu..

Ini bukan tentang ingin dikasihani, tidak sama sekali, malah saya membenci hal itu. Ini adalah tentang bagaimana kita dapat memaknai "hikmah" dari setiap kejadian yang kita alami. Kita belajar, kita berproses, dari apa-apa yang terjadi dalam hidup kita dan orang lain..

Baiklah, point pentingnya adalah mereka menangis. Tangisan yang sontak melengkapi rasa sesak dan sakit yang kembali hadir malam itu. Teramat sesak. Teramat sakit.
Bagi saya, bercerita masa lalu seperti saya merobek luka yang sudah diperban dan kering. Mungkin akan ada yg berkata “ah terlalu mendramatisir kehidupan”.  Terserahlah  orang ingin berkata seperti apa. Saya tidak begitu peduli dengan apa yang orang katakan. Ya memang begitulah faktanya, njuk bicara apa adanya saja.

Saya amat berterima-kasih kepada Allah, telah mempertemukan  saya dengan mereka, butiran-butiran mutiara.
Bagi saya, Mereka adalah puzle, puzle yang melengkapi lika-liku pahitnya kehidupan. Lebih tepatnya, puzle kebahagiaan.

Seiring saya mengetik tulisan ini, mata saya perih. Memori saya dijejali 'kenangan' yang datang tanpa permisi. Hati saya teriris, terkoyak, luluh lantak.. Dan bulir air mata menganak sungai dengan sendirinya.  (Ah... rasanya terlalu cengeng)

Malam itu, saya belajar tentang syukur.. Syukur karena dihadirkan bersama mereka, 29 srikandi yang hebat, yang menguatkan saya, yang mengokohkan saya,  memegang saya, dan memeluk saya erat.

Besar harapan saya kepada mereka.
Hari ini kami belajar ber-SYUKUR.
Bersyukur atas apa-apa yang sudah miliki, bersyukur atas lengkapnya keluarga, bahagianya kehidupan,
Tapi tunggu, orang yang pantas untuk sangat-sangat bersyukur adalah saya, rasa sayang “from my deep heart”.
 Terharu rasanya ketika ada yang mengirim kata-kata semangat via WA, menulis blog untuk saya, pelukan hangat disertai tangisan sesenggukan, hingga perhatian “Yuk Makan Re” , “kamu udah makan?” atau ungkapan “ nih aku bawain buat kamu Re”
Ah... aku meleleh srikandiii....
Harapannya kedepan kita akan terus bersama, menjalin ikatan ukhuwah, terus memperbaiki diri, terus berpegang satu sama lain, terus beproses, bersama-sama menuju Jannah-Nya, bersama-sama menggapai Ridho Nya. Aamiin
*semoga kalian lupa dengan apa yang aku sampaikan
Nite Srikandi-Ku
Previous
Next Post »