Hari ini aku akan berbagi cerita,
waktu di Yogyakarta menunjukkan pukul 11.20, aku yang sedang mencoba untuk KRS-an memutuskan duduk disalah satu kursi perpustakaan pusat kampusku. Selang 5 menit, seorang bapak tua lewat mondar-mandir didepanku, ia menelepon. ntah siapa yg ditelepon, aku tak tau pasti. Tak Lama, beliau duduk disampingku, aku yang masih fokus menatap layar laptop, cuek saja dengan sikapnya. tiba-tiba dia menyapaku, "Mbak, saya boleh minta tolong?" katanya lirih. mendengar kata tolong, akupun menoleh, tersenyum. "kenapa pak?" jawabku singkat. " mbak, saya ingin pulang kesurabaya, uang yang saya punya hanya 20 ribu, ongkos kesurabaya 60 ribu, masih kurang 40 ribu lagi, dari tadi saya nelponin istri saya, saya pengen pulang mbak, mungkin mbaknya bisa bantu saya" suaranya makin parau. aku menghela napas. menoleh ke tas ransel disebelahku. Diam. sejujurnya aku tadi terburu-buru keperpustakaan ini, tanpa membawa papaun, tanda pengenal, ktm, apalagi uang didompet, dompetnya aja kagak dibawa. aku menoleh ke bapaknya. "Maaf pak" kataku singkat. si bapak langsung paham apa maksudnya, beliau akhirnya menyahut "yasudah mbak, terimakasih" seraya bergegas pergi meninggalkanku. sekejap saja, aku menoleh lagi kearah beliau pergi, dan aku tak menemukan nya, hilang bak ditelan waktu. aku masih mencari, memutar kepala kesana kemari, dan.... baiklah aku tak menemukannya. si bapak menghilang begitu cepat.
aku terdiam, merenung sejenak.
ah, bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain? bukankah aku bisa bermanfaat bagi beliau? terlepas dari beliau bohong atau tidak, beliau membutuhkan pertolongan, walau dalam hal ini adalah berupa uang. aku menghela nafas lagi, aku berdiri disini, ada sikampus ini, menyambut janji-janji masa depanku, menyongsong hari-hari gemilangku, aku seorang anak desa yang hanya anak dari seorang buruh, dapat kuliah disalah satu kampus ternama,karena apa? Karena Uang rakyat juga, karena jerih payah orang2 kecil, karena keringat tukang becak, petani, pedagang, dan lainnya, ya karena mereka membayar pajak ke negara, dan negara membayarku.
hem,,,, terlintas dibenakku bahwa bisa saja sibapak tadi bukan manusia, jangan-jangan malaikat yang diutus Allah untuk mendatangiku, melihat apa reaksiku, dan apa yg aku lakukan? menia-nyiakan kesempatan?
ntahlah... atau mungkin ada yg beranggapan bahwa, ah kan sudah biasa ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak, berkedok ingin pulang, minta uang, atau mengaku tersesat, anaknya sakit, dan segala alasan lainnya. Wallahu A'lam...
Hari ini aku mendapat pelajaran baru, tentang arti memberi, dan tidak memberi.
Satu hal yang aku masih harus perjuangkan, kesetaraan sosial masyarakat negeriku, tidak ada lagi kesenjangan, tidak ada lagi ketidak-adilan, ya semoga tangan ini mampu merubahnya, perlahan, namun pasti,,,
Terima Kasih telah membaca tulisaku
ConversionConversion EmoticonEmoticon